Sabtu, 04 September 2010

Gadung, camilan kesukaan keluarga


Tanaman gadung sebenarnya bukan berasal asli dari Indonesia, tetapi dari India dan China Selatan. Tanaman dengan nama latin Dioscorea Hispida ini memiliki batang bulat berwarna hijau. Disepanjang batangnya tumbuh duri besar, tajam dan banyak.
Daun gadung merupakan daun majemuk yang menempel di batang dan beranak daun tiga. Terdapatnya anak daun disamping daun induk merupakan salah satu kekhasan tanaman gadung. Keunikan lain adalah umbinya yang menggantung berbentuk seperti bintang yang menempel pada batangnya.

Budidaya tanaman ini diperbanyak dengan umbinya. Setiap umbi memiliki satu mata tunas yang dapat dijadikan bibit. Pemeliharaan tanaman gadung dilakukan dengan menggemburkan tanah disekitar tanaman. Selain itu untuk pemupukannya digunakan pupuk kompos dari daun-daunan. Sekitar satu tahun, tanaman gadung baru bisa dipanen.

Bagian yang bisa dimanfaatkan dari tanaman ini adalah imbinya, yaitu dikonsumsi dengan cara direbus atau dibuat kripik. Proses pembuatan kripik gadung memakan waktu cukup lama. Pertama-tama gadung dihilangkan rasa gatal atau racunnya dengan cara melumurkan abu atau kapur pada permukaan irisan gadung. Kemudian irisan-irisan tipis gadung ditata pada keranjang yang berlubang-lubang, diberi beban berat agar keluar airnya. Setelah itu diperam selama 48 jam ayau lebih. Kemudian gadung dicuci denga air yang mengalir dan dikeringkan untuk dibuat keripik.
Pemasaran gadung umumnya dalam bentuk keripik yang sangat terkenal dan disukai oleh konsumen.

Kandungan gizi gadung : dalam 100 gram gadung terdapat kalori 101 kal, protein 2 gr, lemak 0,2 gr dan karbohidrat 23,2 gr, kalsium 20 mg, fosfor 69 mg.
Dari data itu dapat dilihat bahwa gadung sangat baik bila dikonsumsi oleh kita yang ingin diet atau mengurangi berat badan, karena hanya sedikit mengandung lemak.

Gambar atas : Gadung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar